Imam Mahdi
Nasser Muhammad Al-Yamani


21 - Syawal - 1443 H
22 - 05 - 2022 M
08:39
(Menurut kalender resmi Umm al-Qura)

[Ikuti tautan ke pos asli untuk pernyataan itu]
https://albushra-islamia.net/showthread.php?p=383343
____________




Tidak ada yang mengerti hal ini kecuali orang-orang yang berakal



بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang

Apakah ada orang yang masih berdebat dengan Saya tentang nama dan akan membawa kita kembali ke titik nol? Karena masalah nama adalah masalah yang sudah selesai, dan setiap ulama berdebat dengan kami dengan nama, maka kami menjawabnya, dan dari Al-Qur’an yang agung bahwa penutup para Nabi dan rasul adalah Muhammad Rasulullah (sholawat dan salam kepadanya dan keluarganya), Allah hanya akan membangkitkan Khalifah-Nya, Al-Mahdi Nasser Muhammad, dan kalian tidak punya pilihan selain percaya terlepas dari hidung kalian, atau tidak percaya bahwa Muhammad adalah Utusan Tuhan, Penutup Para Nabi, maka dengarkanlah wahai penanya, kami akan menambah pengetahuan kalian tentang apa yang tidak kalian sangka, bahwa banyak dari perdebatan itu adalah berdebat dengan kepalsuan yang dibuat-buat untuk menyangkal kebenaran dengannya, dengan segala hormat kepada si penanya, akan tetapi hadits ahad:
[Nama ayahnya sama dengan nama ayahku], sebuah hadits palsu yang bertentangan dengan berita dari semua nabi Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذَا جَآءَتْهُمْ اٰيَةٌ قَا لُوْا لَنْ نُّـؤْمِنَ حَتّٰى نُؤْتٰى مِثْلَ مَاۤ اُوْتِيَ رُسُلُ اللّٰهِ ۘ اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَـتَهٗ ۗ سَيُصِيْبُ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا صَغَا رٌ عِنْدَ اللّٰهِ وَعَذَا بٌ شَدِيْدٌ بِۢمَا كَا نُوْا يَمْكُرُوْنَ
"Dan apabila datang suatu ayat kepada mereka, mereka berkata, "Kami tidak akan percaya (beriman) sebelum diberikan kepada kami seperti apa yang diberikan kepada rasul-rasul Allah." Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan."
Maha Benar Allah
(QS. Al-An'am 6: Ayat 124)

Misalnya, orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah Nuh – alaihisholatu wassalam – mengatakan, “Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan kami bersaksi bahwa Nuh adalah Utusan Allah.” Demikian juga semua Rasul menempatkan kata Rasul menggantikan nama ayah dalam pengucapan dua kalimat syahadat secara merata. Kami tidak membeda-bedakan salah satu Rasul-Nya dan kami adalah Muslim baginya. Dan hikmah menempatkan kata ‘Rasul’ atau ‘Nabi’ selalu terdapat menggantikan nama ayah, agar ia dapat membawa kabar berita pada namanya bahwa ia adalah Rasul Allah, agar Allah selalu mendatangkan kabar beritanya dengan mengiringi namanya, maka anda akan menemukannya sebagai keimanan di antara semua orang yang beriman kepada para Rasul Allah, dan dia berkata: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nuh adalah Rasul Allah semoga sholawat dan salam atas mereka, Hai lelaki, Allah tidak mengutus Khalifah-Nya Al-Mahdi Nasser Muhammad untuk mendukung Abdullah bin Abdul Muthalib karena jika demikian berarti Saya menyeru kalian untuk menyembah berhala – Maha suci Allah atas apa yang mereka persekutukan – Khalifah Allah Al-Mahdi Nasser Muhammad, tidak ada hubungannya dengan nama Abdullah bin Abdul Muthalib; Agama Muhammad Rasulullah bukan agama bapaknya, lalu bagaimana hubungan khalifah Allah Al-Mahdi Nasser Muhammad dengan orang-orang yang menyembah berhala? Bahkan Allah menjadikan atas namaku beritaku (Nasser Muhammad=Pendukung Muhammad) sebagaimana Dia menjadikan nama para Rasul sebagai berita mereka, maka dia mengganti nama bapak-bapak mereka dengan kalimat Rasulullah, Inilah hukum mengutus Rasul dalam kitab, berita ditempatkan langsung menggantikan nama ayah, seperti contoh Nuh Rasulullah, dan Hud Rasulullah, Namun Imam al-Mahdi bukanlah seorang utusan baru, melainkan Allah mengutusnya untuk mendukung apa yang dibawa Penutup Para Nabi dan Rasul, Muhammad Rasulullah – sholawat dan salam kepadanya dan keluarganya – Oleh karena itu, namanya harus Nasser Muhammad, sehingga diperlukan hikmah dari التواطؤ (kolusi/melibatkan).

Wahai penanya, tahukah kalian bahwa nama Nasser Muhammad ini adalah nama sifat bagi setiap orang yang beriman kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya? Apakah kalian menyangkal bahwa salah satu nama gelar akidah kalian adalah (Nasser Muhammad)? Atau apakah kalian bukan pendukung Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam beserta keluarganya? Wahai kekasihku di jalan Allah si penanya, engkau harus menghormati pikiranmu karena demi Allah, demi Allah, dan demi Allah, pikiran adalah penasehat yang jujur dan tidak mengkhianati pemiliknya jika ide itu disampaikan kepadanya, demikian pikiran berkata : “Ini masuk akal, saya terima.” Namun pikiran Anda tidak akan menerima bahwa Allah mengutus Khalifah Allah Al‐Mahdi sebagai pendukung (ناصراً) Abdullah bin Abdul Muthalib, orang tua Nabi tidak ada hubungannya dengan diutusnya Khalifah Allah Al-Mahdi Nasser Muhammad, sampai berakhir dengan kemenangan mereka, kecuali dengan Muhammad Rasulullah, dan semua yang dibawa oleh para utusan Allah dengan kata yang sama dari yang pertama hingga yang terakhir: Tiada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, kita tidak menyembah selain-Nya, ikhlas dalam agama-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْۤ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَاۡ فَا عْبُدُوْنِ
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku maka sembahlah Aku.”
Maha Benar Allah
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 25)

Sebaliknya, Khalifah Allah Al-Mahdi Nasser Muhammad menantang bahwa akal mau tidak mau akan berpihak pada fatwanya dalam agama Allah, sehingga akal akan menyerah pada ilmunya, tetapi masalahnya di dunia ini mengapa mereka tidak mendapat petunjuk adalah karena tidak menggunakan akal mereka dan tidak mencari kebenaran tentang otoritas pengetahuan yang diterima oleh akal, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 36)


وَلَا تَمْشِ فِى الْاَ رْضِ مَرَحًا ۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَ رْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَا لَ طُوْلًا
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”

(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 37)


كُلُّ ذٰلِكَ كَا نَ سَيِّئُهٗ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوْهًا
“Semua itu kejahatan sangat dibenci di sisi Tuhanmu.”
Maha Benar Allah.
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 38)

Wahai hamba-hamba Allah, hargailah kemanusiaanmu, hargai akalmu, dan tinggikan derajat ternakmu dengan menggunakan akal untuk mencari jalan kebenaran yang tujuan Dia menciptakan kamu untuk beribadah kepada-Nya saja tanpa mempersekutukan, demi Allah, demi Allah, tidak dan Allah tidak akan pernah memberi petunjuk pada kalian, karena Allah tidak menciptakan kalian untuk mencari kalian agar Dia memberi petunjuk pada kalian, Maha Suci Dia; Sebaliknya, Allah menciptakan kalian agar kalian mencari-Nya untuk memberi petunjuk pada hati kalian, sehingga Allah akan memenuhi apa yang Dia janjikan kepada kalian dalam muhkam Kitab-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:


وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِا لْحَـقِّ لَـمَّا جَآءَهٗ ۗ اَلَيْسَ فِيْ جَهَـنَّمَ مَثْوًى لِّلْكٰفِرِيْنَ
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada Allah atau orang yang mendustakan yang hak ketika (yang hak) itu datang kepadanya? Bukankah dalam Neraka Jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir?”

(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 68)


وَا لَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۗ وَاِ نَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Maha Benar Allah.
(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 69)

Dan pertanyaan itu kami ulangi dengan akal dan logika, apakah masuk akal jika Allah menciptakan hamba-hamba-Nya dalam kehidupan dunia ini untuk mencari mereka dan membimbing hati mereka?! Maha Suci Allah Yang Maha Agung, sesungguhnya Dia menciptakan hamba-hamba-Nya dalam kehidupan dunia ini agar mereka mencari kebenaran Pencipta mereka, maka Dia membimbing mereka ke jalan yang lurus. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan yang lurus, maka dengarkanlah dan pahamilah apa yang akan kami peringatkan kepada kalian dengan sebenarnya: Bagi mereka yang tidak diberi petunjuk oleh Allah; Karena mereka tidak memberikan penimbangan apapun kepada Allah, seharusnya mereka mencari jalan kebenaran menuju Tuhan mereka dengan segala minat, Oleh karena itu, kami tidak menemukan bahwa Allah akan memberi mereka penimbangan pada Hari Kebangkitan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:


اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًـا
“Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat.”
Maha Benar Allah
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 105)

ذٰلِكَ جَزَآ ؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوْا وَا تَّخَذُوْۤا اٰيٰتِيْ وَرُسُلِيْ هُزُوًا
“Demikianlah, balasan mereka itu Neraka Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok.”
Maha Benar Allah.
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 106)

Mungkin salah satu penanya ingin mengatakan, wahai Nasser Muhammad Al-Yamani, ini mengherankan saya pada mereka yang telah menemukan dalam pikiran mereka keajaiban kecerdasan ilmiah palsu; Tapi keajaiban adalah keajaiban, terlepas dari kecerdasan dan kelicikannya pikiran mereka tidak percaya pada Allah Yang Mahakuasa yang menciptakan mereka dan Pencipta segala sesuatu, Apa sebab untuk tidak membimbing mereka? Kemudian kami menjawab para penanya dan mengatakan bahwa dia telah membimbing mereka pada apa yang mereka cari dalam ilmu-ilmu penemuan, dan itu adalah sejauh mana harapan mereka, Tetapi tidak dan tidak akan membimbing mereka kepada Allah, Tuhan mereka, karena mereka tidak mau sibuk mencari kebenaran bahwa Dia yang menciptakan mereka untuk beribadah kepada-Nya saja tanpa mempersekutukan-Nya, Apakah Anda menginginkan seseorang yang memiliki kemuliaan di langit dan bumi? – Allah Tuhan semesta alam – Apakah dia mencari mereka untuk membawa mereka kepada-Nya?! Tidak mungkin, sesungguhnya mereka lebih bodoh dari ternak karena mereka tidak memberikan pikiran mereka kesempatan untuk berpikir, sehingga mereka bertanya kepada pikiran mereka siapa yang menciptakan mereka dan apa hikmah penciptaan mereka dan mengapa Dia menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya. dan apa yang ada di antaranya? Pikirannya bertanya apa hikmah menciptakan semua kerajaan ini? Dia yang menciptakan semua kerajaan ini pasti memiliki hikmah yang besar. Tidak dapat dibayangkan bahwa Dia menciptakan mereka dengan bermain-main dan sia-sia. Maha Suci Allah Yang Agung. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَا نَتْ ظَا لِمَةً وَّاَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَ
“Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang zalim yang telah Kami binasakan dan Kami jadikan generasi yang lain setelah mereka itu (sebagai penggantinya).”

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 11)

فَلَمَّاۤ اَحَسُّوْا بَأْسَنَاۤ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَرْكُضُوْنَ
“Maka ketika mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari (negerinya) itu.”

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 12)

لَا تَرْكُضُوْا وَ ارْجِعُوْۤا اِلٰى مَاۤ اُتْرِفْتُمْ فِيْهِ وَمَسٰكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْـئَلُوْنَ
"Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu (yang baik) agar kamu dapat ditanya."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 13)


قَا لُوْا يٰوَيْلَنَاۤ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ
"Mereka berkata, "Betapa celaka kami, sungguh, kami orang-orang yang zalim.""

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 14)


فَمَا زَا لَتْ تِّلْكَ دَعْوٰٮهُمْ حَتّٰى جَعَلْنٰهُمْ حَصِيْدًا خٰمِدِيْنَ
"Maka demikianlah keluhan mereka berkepanjangan sehingga mereka Kami jadikan sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 15)


وَمَا خَلَقْنَا السَّمَآءَ وَا لْاَ رْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 16)


لَوْ اَرَدْنَاۤ اَنْ نَّـتَّخِذَ لَهْوًا لَّا تَّخَذْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّاۤ ۖ اِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ
“Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian.”

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 17)


بَلْ نَـقْذِفُ بِا لْحَـقِّ عَلَى الْبَا طِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِ ذَا هُوَ زَاهِقٌ ۗ وَلَـكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ
“Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. Dan celaka kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya).”

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 18)


وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَا دَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ
“Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.”
Maha Benar Allah.
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 19)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:


اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ
“Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”

(QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 115)


فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَـقُّ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْـكَرِيْمِ
“Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia.”

(QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 116)


وَمَنْ يَّدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ ۙ لَا بُرْهَا نَ لَهٗ بِهٖ ۙ فَاِ نَّمَا حِسَا بُهٗ عِنْدَ رَبِّهٖ ۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الْـكٰفِرُوْنَ
"Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sungguh orang-orang kafir itu tidak akan beruntung."

(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 117)


وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَا رْحَمْ وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ
"Dan katakanlah (Muhammad), "Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.""
Maha Benar Allah.
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 118)

Dan ya, jika Allah berkehendak, setiap jiwa akan mendapatkan hidayah-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:


وَ لَوْ شِئْنَا لَاٰ تَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدٰٮهَا وَلٰـكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّيْ لَاَ مْلَئَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَا لنَّا سِ اَجْمَعِيْنَ
“Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya, tetapi telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku, “Pasti akan Aku penuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama.”

(QS. As-Sajdah 32: Ayat 13)


فَذُوْقُوْا بِمَا نَسِيْتُمْ لِقَآءَ يَوْمِكُمْ هٰذَا ۚ اِنَّا نَسِيْنٰكُمْ وَذُوْقُوْا عَذَا بَ الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
"Maka rasakanlah olehmu (azab ini) disebabkan kamu melalaikan pertemuan dengan harimu ini (hari Kiamat), sesungguhnya Kami pun melalaikan kamu dan rasakanlah azab yang kekal, atas apa yang telah kamu kerjakan.""

(QS. As-Sajdah 32: Ayat 14)


اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاٰ يٰتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَّسَبَّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ
“Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengannya (ayat-ayat Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, dan mereka tidak menyombongkan diri.”

(QS. As-Sajdah 32: Ayat 15)


تَتَجَا فٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَا جِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًا ۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."

(QS. As-Sajdah 32: Ayat 16)

Tapi siapa yang tertarik mendengarkan ayat-ayat Allah di lidah orang yang memanggilnya dan menggunakan akalnya, apakah dia lebih benar? Akal pikiran menemukan: “Ya Tuhanku, itu adalah kebenaran dari Allah Tuhan semesta alam.” Setelah akal mengakui bahwa itu adalah kebenaran, dan hamba kembali kepada Tuhannya untuk membimbing hatinya; Di sini datang hidayah Allah, dan Allah membusungkan dadanya dengan cahaya iman dan ilmu dari Yang Maha Penyayang, kemudian dia semakin mendekatkan diri kepada Tuhannya, agar dia semakin mengenal-Nya hingga dia mengetahui dengan pasti kenikmatan itu dari Yang Maha Pemurah adalah kebahagiaan (keridhoan) terbesar; Kemudian muncul keputusan dan desakan tanpa batas bahwa dia tidak akan puas sampai Tuhannya puas (ridho), itulah hal yang paling dicintainya dalam dirinya sendiri, mereka itulah yang memuliakan Allah dengan sebenar-benar memuliakan-Nya, maka mereka menjadi tidak ingin hidup kecuali untuk Allah, sehingga mereka bersegera berbuat kebaikan karena keinginan dan ketakwaan, maka do’a mereka hanya untuk Allah, hidup mereka hanya untuk Allah, dan kematian mereka hanya untuk Allah. Mereka itulah yang dimenangkan Allah Tuhan semesta alam (mereka tidak akan pernah menyerah untuk-Nya, tidak peduli apa itu), Allah lebih mulia di hati mereka daripada kerajaan-Nya semua, mereka yang cintanya kepada Allah tidak ada batasnya, dan cinta Allah kepada mereka tidak ada batasnya. Demi Allah, demi Allah, dan demi Allah, mereka telah membuat perjanjian dengan Yang Maha Penyayang bahwa mereka tidak akan puas (ridho) sampai Dia puas (ridho) pada hari mereka bertemu dengan-Nya, dan mereka tidak hanya sebatas itu, tetapi mereka menyembah keridhaan Allah Yang Dicintai sebagai tujuan, dan mereka tidak akan puas sampai Dia dipuaskan pada Hari orang-orang akan bangkit kepada Tuhan semesta alam, maka datanglah malaikat Yang Maha Pemurah, yang dekat dengan mereka, dan berkata kepada mereka: “Dan bergembiralah dengan surga yang dijanjikan kepadamu.” Di sini mereka keluar dari jalan mereka dan kehilangan kendali atas saraf mereka, sehingga mereka berkata kepada pembawa kabar baik dari para malaikat: “Maka apakah yang kamu kabarkan?! Kami masih bersikeras untuk mencapai kebahagiaan terbesar dari itu karena kebahagiaan surga tidak sama dengan satu bagian dari seratus bagian berat atom, tetapi tidak ada yang sebanding dalam jiwa kami dari taman kebahagiaan (jannah) sampai Dia puas (ridho).” Kemudian malaikat Yang Maha Penyayang akan menjawab mereka dan berkata: “Allah telah meridhoimu dan menyediakan untukmu surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, untukmu di dalamnya ada kebahagiaan yang kekal, dan untukmu di dalamnya apa yang diinginkan jiwamu, dan untukmu di dalamnya apa yang kalian do’akan, didatangkan dari Yang Maha Pengampun dan Penyayang.” Kemudian suatu kaum yang dicintai Allah dan mereka mencintai-Nya berkata: Apakah kita tidak memiliki hak diantara orang-orang yang mencintai Allah Tuhan Semesta Alam, untuk menyenangkan kita? Kemudian malaikat Yang Maha Penyayang menanggapi mereka: “Ya Allah, ya janji Allah, Allah tidak mengingkari janji-Nya, benarlah firman Allah SWT:


وَا لسّٰبِقُوْنَ الْاَ وَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَا لْاَ نْصَا رِ وَا لَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِ حْسَا نٍ ۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَ عَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ ذٰلِكَ الْـفَوْزُ الْعَظِيْمُ
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.”
Maha Benar Allah.
(QS. At-Taubah 9: Ayat 100)

Jika kita adalah umat yang akan memanfaatkan janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh atas nama Tuhan mereka, kita tidak akan merasa puas (ridho) sampai Dia puas (ridho); jika tidak...untuk apa kita diciptakan? Kemudian para malaikat berkata kepada mereka: “Dia telah puas (ridho) dengan kalian dan telah menyiapkan untuk kalian jannah kenikmatan, di mana akan ada kebahagiaan besar yang tidak akan pernah kehabisan bagi kalian untuk tinggal di dalamnya. Itulah kemenangan besar.” Kemudian, orang-orang yang dicintai Allah dan mereka mencintai-Nya memarahi para malaikat surga kebahagiaan dan memberi tahu mereka: “Wahai kamu, tinggalkan kami sendiri! Kami akan menuju kepada Allah Tuhan kami karena kami yakin tidak ada seorang pun dari hamba-hamba-Nya yang berhak berbicara dengan-Nya pada Hari yang sulit ini kecuali orang-orang yang seperti kami. Kami adalah orang-orang yang benar dan di dalam diri Allah terdapat kesenangan, harapan, amal, dan tujuan kami, sehingga kami tidak akan senang sampai Dia puas (ridho). Betapa tidak mungkin bagi kita untuk ridha sampai Dia ridha di dalam diri-Nya, karena Dia adalah kebahagiaan terbesar di hati kami daripada kebahagiaan lainnya. Kami tidak melihat kebahagiaan terbesar ini sekarang, pada Hari kami bertemu dengan-Nya tetapi kami telah melihatnya ketika kami masih hidup di dunia yang lebih rendah, dan kepastian kami tidak bertambah seberat atom pun hari ini dari apa yang kami yakini saat itu karena itu adalah tanda terbesar dalam Kitab; tidak hanya ini, tetapi juga apa yang dimiliki tangan kanan-Nya dari semua tanda-tandanya tidak sama dengan berat atom, atau bahkan satu bagian dari seratus bagian dari berat atom kesenangan-Nya di dalamnya” Kemudian keluarlah suara yang dahsyat dari Tuhan Arsy yang Agung, yang mengguncangkan seluruh kerajaan-Nya, termasuk Surga yang seluas langit dan Bumi, dan Tanah Kebangkitan dan Planet Saqar, kemudian Dia berfirman: Kemudian datanglah suara yang nyaring dari Tuhan Arsy yang Agung, yang menggoncangkan seluruh kerajaannya, termasuk surga yang luasnya seperti lebarnya langit dan bumi, dan bumi mahsyar itu akan berguncang juga planet saqar, maka Dia berkata untuk menyambut delegasi tingkat tinggi kepada Tuhan yang tegak di atas takhta-Nya yang agung:

“Selamat datang kepada mereka yang memuliakan Allah Tuhan mereka, dengan ukuran nilai-Nya yang sebenarnya. Dengan kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan memberimu penimbangan yang tidak sebanding dengan berat kerajaan besar.”


Mereka itulah orang-orang yang dijanjikan Allah untuk dibangkitkan dari keturunan Adam, dan demi Allah, mereka ada dalam umat ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui tentang orang-orang yang sangat suci ibadahnya dari ibadah berdagang dengan Tuhannya dalam jual beli dengan imbalan surga. Dan siapa pun yang hadir dari mereka akan memahami ucapan saya ini, seperti orang yang menulis pernyataan ini memahami dan menyadarinya, yaitu saya khalifah Allah Al-Mahdi Nasser Muhammad Al-Yamani, sekiranya kamu mengetahui ukuran, kedudukan, dan berat mereka di sisi Tuhan mereka, sesungguhnya Tuhan mereka telah menjadikan bagi mereka penimbangan yang besar, karena mereka melakukan hal yang sama kepada Tuhan mereka dan mereka menaksir-Nya dengan nilai-Nya, maka mereka menyembah-Nya sebagai ibadah yang layak bagi-Nya, dimuliakan dan Maha Tinggi Dia; Dan di dalamnya terletak rahasia di balik mengangkat khalifah Allah Al-Mahdi Nasser Muhammad Al-Yamani


Salam kepad para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam

Khalifah Allah Al-Mahdi
Nasser Muhammad Al-Yamani
________________

https://albushra-islamia.net/showthread.php?t=45077&p=383420#post_383420


Penerjemah:
حلمي حزب الله

اقتباس المشاركة 383420 من موضوع لا يَفْقَهُ هذا إلّا الذينَ يعقلونَ..

الإمام المهدي ناصر محمد اليماني
21 - شوال - 1443 هـ
22 - 05 - 2022 مـ
08:39 صباحًا
(بحسب التقويم الرسمي لأمّ القرى)

[ لمتابعة رابط المشاركة الأصلية للبيان ]
https://albushra-islamia.net/showthread.php?p=383343
____________



لا يَفْقَهُ هذا إلّا الذينَ يعقلونَ ..

بسم الله الرحمن الرحيم..
فهل يوجد مَن لا يزال يجادلني في الاسم فيردنا إلى مُرَبَّع الصِّفْر مِن جَديد؟! كون موضوع الاسم أمرًا تَمَّ حسمه وإلجام كلّ عَالِمٍ جادلنا بالاسم، فأجبناه ومِن القرآن العظيم أنّ خاتم الأنبياء والمُرسَلين هو محمد رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم، وإنما يَبعثُ الله خليفته المهديّ ناصر محمد، وليس لك إلَّا أن تعتقد بذلك رغم أنفك أو تكفُر أنّ محمدًا رسول الله خاتم النبيِّين، فاسمع أيّها السائل لسوف نزيدكم عِلمًا بما لَم تكونوا تحتسبون كون كثيرٌ مِن المُجادِلين يجادلون بالباطل المُفترَى ليدحضوا به الحَقَّ مع احترامي للسائل، ولكن حديث الآحاد:
[واسم أبيه اسم أبي] حديثٌ موضوعٌ مُفترى مُخالِفٌ لناموس خَبَر أنبياء الله أجمعين كون الله استبدل أسماء آبائهم بصفة الخَبَر التي بعث الله بها رسل الكتاب فجعل الله بدلًا عن اسم الأب اسم الصفةِ المبعوثِ بها من رَبِّ العالمين وهو قول الله تعالى: {وَإِذَا جَاءَتْهُمْ آيَةٌ قَالُوا لَن نُّؤْمِنَ حَتَّىٰ نُؤْتَىٰ مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ ۘ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ ۗ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِندَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ ‎﴿١٢٤﴾‏} صدق الله العظيم [الأنعام].

فعلى سبيل المثال الذين آمنوا برسول الله نوحٍ - عليه الصلاة والسلام - فيقولون نشهد أن لا إله إلا الله ونشهد أن نوحًا رسول الله، وكذلك كافة الرُّسل يضع كلمة (رسول) بدلًا مِن اسم الأب في نُطق الشهادتين على حَدٍّ سواء لا نُفَرِّق بين أحدٍ من رسله ونحن له مسلمون، والحكمة مِن وضع كلمة (رسولٍ) أو (نبيٍّ) دائمًا تجدونها بدلًا عن اسم الأب لكي يحمل خبره في اسمه أنه رسول الله ليجعل الله خبره دائمًا يرافق اسمه، فتلك تجدونها عقيدةً لدى كافة المؤمنين برسل الله؛ فيقول أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدًا رسول الله، وكذلك أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن نوحًا رسول الله صلى الله عليهم وأسلم تسليمًا.

ويا رجل لم يبعث الله خليفته المَهديّ ناصر محمد نصرةً لعبد الله بن عبد المطلب إذًا لدعوتكم إلى عبادة الأوثان - سبحان الله عمّا يُشرِكون - فليس لخليفة الله المهديّ ناصر محمد أي علاقة باسم عبد الله بن عبد المطلب؛ كون دين محمدٍ رسولِ الله غير دين أبيه، فما علاقة بعث خليفة الله المهدي ناصر محمد بِمَن يعبُد الأصنام؟! بل جعل الله في اسمي خبري (ناصر محمد) كما جعل في أسماء الرسل خبرهم فاستبدل أسماء آبائهم بكلمة رسول الله، فهذا ناموس بعث الرسل في الكتاب يُوضَع الخبر بدلًا عن اسم الأب مباشرةً كمثل نوحٍ رسول الله، وهودٍ رسول الله، ولكن الإمام المهدي ليس رسولًا جديدًا بل بعثه الله ناصرًا لِما جاء به خاتمُ الأنبياء والمُرسَلين محمدٌ رسول الله - صلى الله عليه وآله وسلم - ولذلك فلا بُدّ أن يكون اسمه ناصر محمد وذلك لكي تنقضي الحكمة مِن التواطؤ.

ويا أيُّها السائل، ألا تعلم أن هذا الاسم ناصر محمد هو اسم الصفة لكلِّ مؤمنٍ برسول الله محمد صلى الله عليه وآله وسلم؟ فهل تنكر أن من أسماء صفتك العقائديّة (ناصر محمد)؟ أم إنك لست ناصرًا لِمُحمدٍ صلى الله عليه وآله وسلم؟! ويا حبيبي في الله السائل عليك أن تحترم عقلك فوالله وتالله وبالله إن العقل مُستشارٌ أمين لا يخون صاحبه إذا ما عرض عليه الفكرة فيقول العقل: "هذا منطقيّ أقْبَله"، ولكن عقلك لن يقبل أن يكون الله قد بَعَث خليفة الله المَهديّ ناصرًا لعبد الله بن عبد المطلب، فلا علاقة لأبويّ النَّبيّ ببعث خليفة الله المهديّ (ناصر محمد) حتى تنقضي الحِكمْة بنصرتهم (إلّا بمحمدٍ رسول الله وكافة ما جاء به رسل الله أجمعين بالكلمة السواء بين الأوَّلين والآخِرين): "لا إله إلا الله وحده لا شريك له لا نعبد إلّا إيَّاه مخلصين له الدين" تصديقًا لقول الله تعالى:
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ ‎﴿٢٥﴾‏} صدق الله العظيم [الأنبياء]، بل خليفة الله المهدي ناصر محمد لَيتحدى أنّ العقول حتمًا سوف تكون إلى جانب فَتواه في دين الله فيُسَلِّم لِعِلمه العقلُ تسليمًا، ولكن مشكلة العالمين في سبب عدم هداهم هو عدم استخدام العقل والبحث عن الحق والبحث عن سلطان العلم الذي يقبله العقل تصديقًا لقول الله تعالى: {وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ‎﴿٣٦﴾‏ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا ‎﴿٣٧﴾‏ كُلُّ ذَٰلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِندَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا ‎﴿٣٨﴾‏} [الإسراء].

يا عباد الله احترموا إنسانيتكم واحترموا عقولكم وترفَّعوا عن مستوى الأنعام باستخدام العقل للبحث عن سبيل الحق الذي خلقكم لتعبدوه وحده لا شريك له، ما لم .. فوالله وتالله لا ولن يهديَكم الله أبدًا كون الله لم يخلُقْكم ليبحث عنكم هو ليهديكم سبحانه؛ بل خلقكم الله لتبحثوا عنه أنتم ليهديَ قلوبكم فيُوَفِّيكم الله بِما وعدكم في مُحكَم كتابه في قول الله تعالى:
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْكَافِرِينَ ‎﴿٦٨﴾‏ وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ ‎﴿٦٩﴾‏} صدق الله العظيم [العنكبوت].

ونكرر السؤال بالعقل والمَنطِق: فهل معقول أن الله خلق عبيده في الحياة الدنيا ليبحث عنهم ليهدي قلوبهم؟! يا سبحان الله العظيم بل خلق عبيده في الحياة الدنيا ليبحثوا عن الحَقِّ - خالِقهم - فيهديهم إلى الصراط المستقيم إنَّ ربي على صراطٍ مستقيم.

فاسمعوا واعقِلوا ما سوف نُحَذِّركم منه بالحَقّ: فإن الذين لم يهدِهم الله هو بسبب أنهم لم يُقيموا لله وزنًا فيبحثوا عن سبيل الحَقِّ إلى ربِّهم بكل اهتمام، ولذلك لم نَجِد أنّ الله يُقيم لهم وزنًا يوم القيامة، تصديقًا لقول الله تعالى:
{أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا ‎﴿١٠٥﴾‏ ذَٰلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا ‎﴿١٠٦﴾‏} [الكهف].

وربما يود أحد السائلين أن يقول: "يا ناصر محمد اليماني، إنها لتأخذني الدَّهشة مِن الذين اكتشفوا بعقولهم عَجَب العُجاب مِن الذكاء العِلمي الاصطناعي؛ ولكن العَجَب العُجاب برغم ذكاء ودهاء عقولهم لا يؤمنون بالله العظيم الذي خلقهم وخالق كل شيءٍ! فما سبب عدم هدايتهم؟" فَمِن ثمّ نردّ على السائلين ونقول: لقد هداهم إلى ما يبحثون عنه مِن علوم الاكتشافات فذلك مبلغ أملهم، ولكنه لا ولن يهديهم إلى الله ربّهم كونهم لم يُكَلِّفوا أنفسهم بالبحث عن الحَقّ الذي خلقهم ليعبدوه وحده لا شريك له، فهل تريدون مَن له الكبرياء في السماوات والأرض - الله رب العالمين - أن يبحث عنهم ليهديهم إليه؟! هيهات هيهات أولئك هُم أغبى من الأنعام كونهم لم يعطوا عقولهم فرصة التفكير فيسألوا عقولهم: مَن الذي خلقهم؟ وما الحِكمة مِن خلقِهم؟ ولماذا خلق السماوات والأرض وما فيهما وما بينهما؟ فيسأل عقله: ما هي الحكمة مِن خلق كُلّ هذا الملكوت؟ فلا بُدّ أن الذي خلق كل هذا الملكوت له حِكمة عظمى، فليس من المعقول أنه خلقهم لعبًا وعبثًا سبحان الله العظيم، تصديقًا لقول الله تعالى:
{وَكَمْ قَصَمْنَا مِن قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا آخَرِينَ ‎﴿١١﴾‏ فَلَمَّا أَحَسُّوا بَأْسَنَا إِذَا هُم مِّنْهَا يَرْكُضُونَ ‎﴿١٢﴾‏ لَا تَرْكُضُوا وَارْجِعُوا إِلَىٰ مَا أُتْرِفْتُمْ فِيهِ وَمَسَاكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْأَلُونَ ‎﴿١٣﴾‏ قَالُوا يَا وَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ ‎﴿١٤﴾‏ فَمَا زَالَت تِّلْكَ دَعْوَاهُمْ حَتَّىٰ جَعَلْنَاهُمْ حَصِيدًا خَامِدِينَ ‎﴿١٥﴾‏ وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ ‎﴿١٦﴾‏ لَوْ أَرَدْنَا أَن نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنَاهُ مِن لَّدُنَّا إِن كُنَّا فَاعِلِينَ ‎﴿١٧﴾‏ بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ ۚ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ ‎﴿١٨﴾‏ وَلَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَمَنْ عِندَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ ‎﴿١٩﴾‏} [الأنبياء].

وتصديقًا لقول الله تعالى:
{أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ‎﴿١١٥﴾‏ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ ‎﴿١١٦﴾‏ وَمَن يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ ‎﴿١١٧﴾‏ وَقُل رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ‎﴿١١٨﴾ [المؤمنون].

ونعم لو شاء الله لآتى كُلّ نَفْسٍ هُداها، تصديقًا لقول الله تعالى: {وَلَوْ شِئْنَا لَآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَٰكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ‎﴿١٣﴾‏ فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ ۖ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ‎﴿١٤﴾‏ إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ۩ ‎﴿١٥﴾‏ تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ‎﴿١٦﴾} [السجدة].

ولكن مَن يَهتَم بالاستماع لآيات الله على لسان الدَّاعي إليه فيستخدم عقله؛ أحَقٌّ هو؟ فيجد العقل يقول: "إيْ وربّي إنه الحَقّ من الله رب العالمين"، فبعد إقرار العقل أنه الحق وينيب العبد إلى ربه لِيَهدْي قلبه؛ فهنا يأتي هدى الله فيشرح الله صدره بنور الإيمان ومعرفة الرحمن ثم يتقرب أكثر فأكثر إلى ربه فيعرفه أكثر فأكثر حتى يعلم علم اليقين أنّ رضوان الرحمن هو النعيم الأعظم؛ فَمِن ثمّ يأتي قرارٌ وإصرارٌ لا حدود له أنه لن يرضى حتى يرضى ربه أحب شيء إلى نفسه، أولئك قدروا الله حَقّ قدره فيصبحون لا يريدون الحياة إلَّا مِن أجل الله ليُسارِعوا في الخيرات رَغَبًا ورَهَبًا، فتصبح صلاتهم لله ومحياهم لله ومماتهم لله، أولئك فازوا بِرَبِّ العالمين (مش حيتنازلوا عنه أبدًا مَهما يكون مَهما يكون) فالله أغلى في قلوبهم مِن ملكوته أجمعين أولئك حُبّهم لله لا حدود له وحُبّ الله لهم لا حدود له، والله وتالله وبالله إنهم اتَّخذوا عند الرحمن عَهدًا أن لا يرضوا حتى يرضى يوم لقائه، وليس عليهم فحسب؛ بل يعبدون رضوان الله الحبيب غاية فلن يرضوا حتى يرضى يوم يقوم الناس لرب العالمين، فتأتي ملائكة الرحمن المُقَرَّبين فتقول لهم: "وأبشروا بالجنة التي كنتم توعدون"، فهنا يخرجون عن طورهم ويفقدون السيطرة على أعصابهم فيقولوا لحاملِي البشرى من الملائكة:
"أُفٍّ لكم فَبِما تُبَشِّرون؟! نحن لا نزال مُصرِّين على تحقيق النعيم الأعظم منها فإن نعيم الجنة لا يعدل جزءً من مائة جزءٍ مِن مثقال الذرَّة؛ بل لا تعدل شيئًا في أنفسنا جنات النعيم حتى يَرضى"، ثم يرد عليهم ملائكة الرحمن فيقولون: "لقد رضي الله عنكم وأعَدَّ لكُم جناتٍ تجري من تحتها الأنهار لَكُم فيها نعيم مقيم ولَكُم فيها ما تشتهي أنفسكم ولَكُم فيها ما تَدَّعون نُزُلًا مِن غفورٍ رحيمفمن ثم يقول قومٌ يُحبّهم الله ويُحبّونه: "أليس لَنا الحَقّ بين يَدَي مَن أحببنا - الله رَبّ العالمين - أن يُرضينا؟"، فمن ثم يرد عليهم ملائكة الرحمن: "اللهم نَعَم وَعدًا على الله لا يُخلِف الله وعَده تصديقًا لقول الله تعالى: {وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ‎﴿١٠٠﴾‏} صدق الله العظيم [التوبة]".

"إذًا فنحن قوم سوف نستغل وَعْد الله لعباده الصالحين - عن ربهم - فلَن نرضى حتى يَرضى؛ ما لم .. فِلماذا خلقَنا؟"ثم تقول لهم الملائكة: "قد رَضي عنكم وأعد لكم جنات النعيم فيها نعيم عظيم لا ينفد خالدين فيها ذلك هو الفوز العظيمثم ينهَر قومٌ يحبهم الله ويحبونه ملائكةَ جنات النعيم فيقولون لهم: "دَعونا يا هؤلاء وشأننا فنحن سوف نُخاطِب الله ربنا فنحن على ثِقةٍ أنه لا يَحِق لأحدٍ من عبيده أن يخاطبه هذا اليوم العسير إلَّا مَن كان على شاكلتنا مِن عبيده، فنحن أصحاب القول الصّواب ففي نفس الله رضانا ومنتهى أملنا وعملنا ومنتهى غايتنا فلن نرضى حتى يَرضى، فلَكَم نحن شَديدوا المِحال أن نرضى حتى يرضى فهو النَّعيم الأعظم مِن أي نعيمٍ بالنسبة لقلوبنا، ولم نُبصِر هذا النَّعيم الأعظم الآن يوم لقائه؛ بل أبصرناه ونحن لا نزال بالحياة الدنيا، ولم نزدَدْ يقينًا اليوم عَمّا كُنّا عليه مثقال ذرّةٍ كونه هو أعظم آية في الكتاب؛ بل لا يعدل ما تملكه يمينه من كافة آياته مِثقال ذرّة بل؛ ولا جزء من مائة جزء من مثقال الذرة".

فَمِن ثمّ يصدر صوتٌ عظيمٌ مِن ذي العرش العظيم يتزلزل من قوله ملكوته أجمعين بِما فيه الجنة التي عرضها كعرض السماء والأرض وتتزلزل أرض المحشَر وكوكب سَقَر فيقول مُرَحِّبًا بالوفد رفيع المستوى لدى الرب المستوي على عرشه العظيم:

"مرحبًا بِمَن قدروا الله ربّهم حَقّ قدره فبعزتي وجلالي لأُقيمَنَّ لكُم وزنًا لا يعدله وزن الملكوت العظيم".

أولئك القوم الذي وعَد الله ببعثهم في ذرية آدم، وأُقسم بالله العظيم إنَّهم في هذه الأُمّة، آهٍ لو تعلمون ما أعلمه عن قومٍ تطهَّرت عبادتهم مِن عبادة التجارة مع ربّهم في البيع والشراء بِمُقابِل الجنّة تطهيرًا. فمَن كان مِنهم فهم الوحيدون الذين يفقهون قولي هذا كما يفقه ويعي مَن كتب هذا؛ خليفة الله وعبده المهدي ناصر محمد اليماني. ياه ياه لو تعلمون قدرهم ومقامهم ووزنهم عند ربهم؛ بل أقام لهم وزنًا عظيمًا كونهم أقاموا لربِّهم وزنًا عظيمًا وقدروه حقّ قدره فعبدوه كما ينبغي ويليق أن يُعبَد سبحانه وتعالى علوًّا كبيرًا؛ وفي ذلك سِرّ بعث خليفة الله المهديّ ناصر محمد اليمانيّ.

وسلامٌ على المُرسَلين والحمدُ لله رَبّ العالمين..
خليفة الله المهدي ناصر محمد اليماني.
_______________
اضغط هنا لقراءة البيان المقتبس..